Oleh: Muh. Arifain, SH., MH
Sudah beberapa bulan sejak Presiden Prabowo Subianto resmi menjabat sebagai kepala negara. Harapan besar rakyat, terutama kami para pelaku usaha, menggantung pada kemampuan pemerintah baru dalam menghadirkan lompatan ekonomi. Namun di tengah berbagai terobosan yang mulai dirintis, satu tantangan besar tampaknya belum mendapat perhatian yang cukup serius: pelemahan Rupiah dan potensi sabotase ekonomi dari dalam.
Sebagai seorang entrepreneur yang setiap hari berjibaku dengan arus kas, bahan baku impor, dan dinamika pasar global, saya menyaksikan secara langsung bagaimana gejolak nilai tukar menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan bisnis. Tapi lebih dari itu, saya melihat pelemahan ini tidak sepenuhnya bersumber dari faktor eksternal. Ada gejala bahwa ini bisa saja merupakan bagian dari manuver elite yang tidak puas dengan konstelasi kekuasaan pasca pemilu.
Apakah ini terdengar seperti teori konspirasi? Mungkin bagi sebagian. Tapi dalam dunia politik dan kekuasaan, mengacaukan ekonomi adalah strategi lama yang terus dipakai ulang. Penarikan modal secara besar-besaran, penggiringan opini negatif di media, dan permainan spekulatif di sektor keuangan bisa dilakukan oleh segelintir aktor dengan akses dan kekuatan finansial luar biasa. Jika ini dibiarkan, maka stabilitas ekonomi bisa menjadi korban pertama dari dinamika politik pasca Pilpres.
Pemerintahan Presiden Prabowo tidak boleh menganggap enteng persoalan ini. Langkah cepat, tegas, dan strategis perlu diambil untuk menjaga kepercayaan pasar dan mencegah pihak-pihak tertentu memainkan isu ekonomi sebagai alat delegitimasi. Rakyat sudah memilih. Pemerintahan sudah berjalan. Maka semua bentuk gangguan terhadap stabilitas harus dianggap sebagai ancaman serius terhadap kedaulatan negara.
Kami para pelaku usaha siap berkontribusi, bekerja, dan mendukung penuh agenda besar transformasi ekonomi. Tapi kami juga butuh kepastian, perlindungan, dan keberanian negara untuk membongkar siapa pun yang mencoba melemahkan ekonomi dari balik layar. Ini bukan sekadar soal naik-turunnya kurs Rupiah. Ini soal kedaulatan, stabilitas, dan arah masa depan bangsa.
Jika hari ini negara tidak tegas, maka kita semua akan menanggung akibatnya. Dan sejarah akan mencatat: bahwa di masa harapan besar itu tumbuh, ada pihak-pihak yang mencoba mencurinya dengan cara-cara yang licik.
Wagub Salim akan ke Jakarta Bahas Investasi Kelapa Dalam, Utamakan Kepentingan Petani
Idealnya Seperti Itu, Semua Kabupaten Mesti Terlibat
Pengaruh Pertanian dan Perikanan, Ekonomi Sulbar Triwulan 2024 Alami Pertumbuhan Pesat, Pj Bahtiar Optimis Program Swasembeda nya