MAMUJU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dr Acong turut menanggapi viralnya video jenazah warga yang ditandu sejauh 13 kilometer. Acong menyatakan ambulans puskesmas bisa saja membawa jenazah.
“Jauh sebelumnya saya sudah sampaikan ke Kepala Puskesmas (Kapus) di Mamuju jika tak ada emergency (pasien gawat darurat), boleh ambulans dipakai antar pasien meninggal sampai ke rumah duka,” kata Acong saat ditemui Kamis (11/Agustus/2022).
Ia kemudian menyanyangkan peristiwa jenazah ditandu usai pihak puskesmas menolak memberikan layanan ambulans. Acong menanbahkan, hal itu terjadi lantaran kurangnya koordinasi antara petugas dan kapus.
“Ternyata saat kejadian Kapus Kalumpang itu lagi ada kegiatan di luar, sementara jaringan di Kalumpang kan jelek, petugas yang jaga di sana (Kalumpang) mungkin tak bisa ambil keputusan,” ujarnya.
Namun ia tak menampik jika kemungkinan kepala Puskesmas Kalumpang tak menyampaikan instruksinya terkait dibolehkannya ambulans bawa jenazah.
“Kemungkinan Kapus Kalumpang itu belum sampaiakan kebawahannya apa yang saya perintahkan soal ambulans boleh bawa jenazah kalau tidak ada pasien sekarat,” bebernya.
“Jadi peristiwa ini pembelajaran buat kita (Dinkes), makanya langsung kembali saya ingatkan Kapus di Mamuju soal instruksi penggunaan ambulans lewat group WhatsApp,” sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial jenazah di Mamuju ditandu sejauh 13 kilometer. Pihak puskesmas dituding enggan mengantar jenazah pakai ambulans.
Dalam video yang beredar, tampak sekelompok pria membawa jenazah dengan cara ditandu. Mereka tampak mengusung keranda di sebuah ruas jalan yang sepi tanpa dilalui kendaraan.
Akun yang mengunggah video tersebut turut menuliskan kekesalannya karena ambulans puskesmas tidak mengantar jenazah. Apalagi supir ambulans disebut keponakan dari pihak keluarga yang meninggal.
“Ada rasa kecewa karena sopir ambulans merupakan keponakan saya sendiri,” tulis pemilik akun Facebook bernama Fenny Tadius dalam unggahannya.
Dikonfirmasi lebih lanjut, pemilik akun bernama Fenny Tadius tak menampik hal tersebut. Jenazah yang dibawa merupakan tantenya.
“Itu Tanteku namaya Tanisa, awalnya ke puskesmas dirawat, esok harinya meninggal,” kata Fenny Tadius saat dihubungi , Rabu (10/8/2022).
(**/adv)
Di Hadapan Tamu dan Peserta HIPKA Ekspo & HIPKA RUN Sulbar 2025, Ketua BPW HIPKA Ajak Doakan Jenderal Kebanggaan Sulbar
Ketua dan Pengurus BPW HIPKA Sulbar Silaturahmi Kediaman PLH Sekda Sulbar
Tanam Pohon dan Saat Warga Tabang Serbu Pohon Gratis dari Pemprov Sulbar